Welcome to my blog And Find More About Santri!!!!!

Kamis, 08 Maret 2012

Malam Puncak Untuk Duta Mambaus Sholihin

Hasil Perolehan Juara Gebyar Maulid 2012
Diawali dengan penampilan Sholawat al-Banjari dari Komplek Al-Sighor, penutupan Gebyar Maulid Rabu Malam kemarin (22/02) berlangsung meriah. Tak hanya itu, rasa Deg-degan, Bangga serta kecewa juga tak kelewatan untuk sedia mampir di hati setiap santri yang tadi malam hadir dalam acara tersebut. Tak ketinggalan para pengurus dan dewan asatidz juga turut hadir dalam penutupan tersebut. Terlihat wajah-wajah yang tak asing lagi untuk kalangan santri Mambaus Sholihin seperti Ust. Abdul Muqsith, Ust. Nur Hadi, Agus Muhammad Ma’ruf. Dan masih banyak lagi. Sebagai pembimbing, Ust. Abdul Muqsith didapuk untuk memberikan sambutan serta sedikit wejangan untuk santri Mambaus Sholihin. 

Selasa, 06 Maret 2012

PRESTASI SEBAGAI PARAMETER, RELEVANKAH?


“Prestasi” adalah sebuah kata yang mungkin sudah tak asing lagi terdengar oleh telinga setiap orang. Dewasa kini, akumulasi prestasi dalam lika-liku kehidupan sangat kelewat batas. Setiap orang yang berprestasi dianggap mampu oleh khalayak umum untuk mengemban segala tugas yang diberikan. Seorang yang mempunyai segudang prestasi dirasa mumpuni dan dianggap lebih relevan untuk mendapat predikat seorang yang “wah” dimata masyarakat sekitar. Para orang tua lebih bahagia bila putra-putrinya mendapat peringkat tinggi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Mereka (baca: Para Orang Tua) menganggap bahwa keberhasilan putra-putri mereka bisa terjamin dengan adanya peringkat tinggi yang dicapai baik dalam segi akademis atau dalam segi bakat maupun potensi yang dimiliki.
Namun di era globalisasi seperti zaman sekarang, dimana dekadensi moral telah berevolusi sebagai hal yang dianggap tabu menjadi layak, dimana hukum bukan lagi menjadi suatu hal yang perlu diimani dan ditaati, dimana sekulerisme semakin agresif untuk memposisikan dirinya sebagai tembok baja yang sangat membatasi antara agama, nasionalisme dan kehidupan sehari-hari. Masih relevankah prestasi sebagai parameter (baca: tolok ukur) atas keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari? Terlebih bagi para kaum intelektual alias para pelajar.