Akhir-akhir ini internet sedang dianggap buruk oleh berbagai kalangan. Hal
ini dikarenakan muculnya beberapa kasus yang menyeret internet sebagai biang
keladinya. Berbagai lembaga penelitian merilis sebuah data yang sungguh
mencengangkan kita semua. Salah satu lembaga tersebut adalah Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mereka melansir satu data yang sungguh
mencoreng eksistensi internet. Diantara remaja berusia 14-18 tahun, 32 persen
dari mereka mengaku pernah melakukan hubungan intim di luar nikah. Ditanya
sebab mereka melakukan hal tak senono tersebut, KPAI menambahkan rilisannya
dengan mengejutkan kita bahwa perbuatan-perbuatan mesum yang telah dilakukan
oleh remaja kita adalah karena mereka tergiur banyaknya konten pornografi yang
bisa diakses dengan mudah di internet. Hal inilah yang menjadikan dedikasi masyarakat
atas internet semakin terkikis. Para orang tua semakin khawatir jika
anak-anaknya duduk lama-lama di bilik warnet. Selain menguras banyak kocek orang
tua, mereka juga khawatir kalau perbuatan anak-anak mereka akan menjerumuskan
mereka ke dalam jurang kenistaan.
Kekhawatiran orang tua atas akhwal putra-putri mereka memang suatu hal yang
lumrah. Memang sudah menjadi tugas orang tua untuk mengawasi dan melindungi
putra-putri mereka. Bahkan karena hal itu, banyak orang tua yang harus kerja
ekstra dan over protektif demi keselamatan putra-putri mereka. Namun setidaknya,
hal itu disikapi dengan se-bijaksana mungkin. Karena selain negative impact
internet yang membahayakan, masih ada segudang positive impact internet
yang masih menunggu untuk kita manfaatkan. Bagaimanapun juga positive impact
yang ada di internet lebih dominan daripada negative impact yang kini
menyebar dan di cela masyarakat.
Semua tindak kekerasan dan
kemaksiatan yang diklaim merupakan bentuk kekejaman internet adalah merupakan
suatu tindakan yang kurang bijaksana. Paradigma masyarakat atas hal itu
seolah-olah menjustifikasi dan memojokkan internet bahwa internetlah yang
menjadi biang keladi dari segala permasalahan yang muncul. Padahal jika kita
berfikir se-objectif mungkin, semua itu bukan salah internet melainkan salah
orang yang menggunakan internet tersebut dengan tidak semestinya.
Internet merupakan media teknologi informasi yang mengandung segudang ilmu.
Bila kita perinci lebih dalam, kuantitas dan kulitas keilmuan yang didapatkan
pelajar di sekolah lebih sedikit daripada yang kita dapatkan di internet. Di
sekolah, para guru hanya menuntun dan mengenalkan kepada para pelajar atas
disiplin ilmu yang diajarkan. Namun di internet, para pelajar akan di suguhkan
pengembangan serta perluasan pengetahuan atas disiplin ilmu yang mereka
dapatkan melalui guru-guru mereka ketika di kelas. Bila dibandingkan, tingkat
pengetahuan siswa akan sebuah ilmu yang hanya mereka dapatkan di kelas akan
berbeda dengan siswa yang melanjutkannya dengan perluasan serta pengembangan
lewat berbagai media khususnya internet. Dari sinilah fungsi internet akan
lebih nampak. Fungsi termasyhur internet yang menjadi gudang informasi dan
keilmuan akan berjalan optimal. Dan hasilnya, siswa pertama (yang hanya monoton
mengikuti pelajaran di kelas) akan jauh ketinggalan dengan siswa kedua. Dalam hal
ini Internet akan sangat berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa
Indonesia yang akhir-akhir ini kian terpuruk.
Tak hanya sekedar keilmuan, para pengguna jika bisa memanfaatkan internet
dengan sebaik-baiknya, akan merasa terfasilitasi dengan adanya internet.
Lingkup internet yang menjangkau kita melakukan segala komunikasi berskala
internasional akan memudahkan kita bertukar informasi dengan setiap orang di
seluruh dunia. Tentunya internet sudah menyediakan media bagi kita berbagai
sarana untuk melakukan semua itu. Dan pasti semua sarana dan media tersebut
telah menjadi sesuatu yang tak asing bagi kita. Seperti Facebook, Twitter, Yahoo
Mesengger. Dengan media-media tersebut pertukaran informasi menjadi lebih cepat
dan efisien. Hanya dalam genggaman tangan, seluruh dunia akan menjadi milik
kita.
Namun, kembali lagi penulis ingatkan. Segudang kemanfaatan yang dimiliki
internet akan berubah menjadi suatu barang rongsokan yang tak ada gunanya
bahkan akan menjadi sebuah penyakit kronis akut yang sangat membahayakan jika
sang pengguna tidak bisa mengoptimalkan penggunaan internet. Buntutnya akan
terjadi berbagai kejadian yang tak di inginkan yang mengklaim internet sebagai
biang keroknya. Inilah yang harus dicermati oleh setiap kalangan. Maka dari itu
sebagai pemuda yang digadang-gadang menjadi agent of change, kita
dituntut untuk menggunakan secara optimal apa yang kita miliki. Agar mampu
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
(Artikel ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Blog Competition 2011)
(Artikel ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Blog Competition 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar